Contact Us | Sitemap | Language : English | Bahasa
Indotara

Kode Warna Chemical Storage Cabinet: Jangan Salah Pilih Cabinet

Editor: Rosyid

Dalam dunia laboratorium, industri kimia, hingga sektor kesehatan, keselamatan kerja bukan sekadar prosedur—melainkan keharusan mutlak. Salah satu aspek yang sering dianggap sepele namun sangat krusial adalah penyimpanan bahan kimia. Bukan hanya soal tempat atau suhu penyimpanan, tapi juga soal kode warna pada chemical storage cabinet.

Ya, warna bukan cuma soal estetika di ruangan laboratorium. Di balik tiap warna pada lemari penyimpanan bahan kimia, tersembunyi makna dan fungsi penting yang mengacu pada standar keselamatan internasional. Salah pilih warna kabinet? Dampaknya bisa fatal—mulai dari reaksi kimia berbahaya, kebakaran, hingga ledakan.

Artikel ini akan membahas secara lengkap makna dari kode warna utama: kuning, biru, dan merah, serta alasan mengapa setiap pekerja di laboratorium wajib memahaminya.

Mengapa Warna Lemari Penyimpanan Kimia Penting?
Bahan kimia memiliki sifat dan risiko berbeda: mudah terbakar, korosif, beracun, reaktif, hingga eksplosif. Karena itu, penyimpanannya tidak bisa disamakan atau dilakukan sembarangan.

Dengan sistem kode warna pada lemari, pengguna bisa langsung:
Mengidentifikasi jenis bahan kimia
Memahami risiko utama dari bahan tersebut
Mengetahui prosedur darurat jika terjadi insiden

Kode warna ini juga menjadi panduan visual cepat bagi tenaga baru, tim keamanan, atau pemadam kebakaran saat merespons keadaan darurat.

1. Lemari Kuning (Yellow Cabinet): Untuk Bahan Kimia Mudah Terbakar
Contoh bahan:
- Etanol, metanol
- Aseton
- Tiner dan solvent industri

Karakteristik:
- Terbuat dari baja atau logam tahan panas
- Memiliki ventilasi dan sistem pengaman suhu
- Diberi label “FLAMMABLE” atau “COMBUSTIBLE”

Risiko utama:
- Kebakaran dan ledakan

Aturan penyimpanan:
- Jauhkan dari sumber panas atau api terbuka
- Jangan campur dengan oksidator atau bahan reaktif lainnya

2. Lemari Biru (Blue Cabinet): Untuk Bahan Kimia Korosif
Contoh bahan:
- Asam sulfat
- Asam klorida
- Natrium hidroksida (NaOH)
- Amonia pekat

Karakteristik:
- Terbuat dari bahan non-logam atau logam berlapis anti-korosi
- Dilengkapi tray anti-tumpah dan ventilasi tambahan
- Diberi label “CORROSIVE”

Risiko utama:
- Luka bakar, kerusakan alat, reaksi kimia berbahaya

Aturan penyimpanan:
- Jangan mencampur asam dan basa kuat
- Gunakan APD lengkap (sarung tangan, pelindung mata) saat membuka

3. Lemari Merah (Red Cabinet): Untuk Bahan Reaktif atau Oksidator
Contoh bahan:
- Hidrogen peroksida (H?O?)
- Kalium permanganat
- Amonium nitrat

Karakteristik:
- Dilengkapi sistem pengamanan ekstra
- Diberi label “OXIDIZER” atau “REACTIVE”

Risiko utama:
- Reaksi eksotermik, kebakaran spontan, ledakan

Aturan penyimpanan:
- Simpan di tempat kering dengan suhu stabil
H- indari menyimpan di dekat bahan mudah terbakar

Apa Risiko Jika Salah Menyimpan?
Menyimpan bahan kimia tidak sesuai kode warna bisa berdampak sangat berbahaya, seperti:
- Reaksi kimia tak terduga, misalnya antara oksidator dan solvent
- Kebakaran spontan akibat kenaikan suhu atau tumpahan
- Paparan gas toksik dari reaksi yang tak terkendali
- Kerusakan alat dan fasilitas akibat bahan korosif
- Cedera serius bahkan kematian

Tips Aman Mengelola Chemical Storage Cabinet
- Label semua kabinet dan bahan sesuai standar GHS
- Pisahkan bahan berdasarkan klasifikasi bahaya, bukan abjad
- Lakukan audit rutin pada penyimpanan bahan kimia
- Sosialisasikan sistem warna ke seluruh personel
- Gunakan APD setiap kali mengambil atau menyimpan bahan
- Batasi jumlah bahan yang disimpan, hindari penumpukan

Kesimpulan: Warna Adalah Kode Keselamatan
Warna pada chemical storage cabinet bukan dekorasi—melainkan sistem pengaman pertama yang bisa menyelamatkan nyawa. Di balik warna merah, kuning, dan biru, tersimpan sistem klasifikasi bahaya yang wajib dipahami oleh siapa pun yang bekerja dengan bahan kimia.

Jangan sepelekan warna. Jangan salah pilih cabinet.
Ingat: Warna Bisa Jadi Penentu Keselamatan. Satu Kesalahan Kecil Bisa Berakibat Fatal.